🌬️ Kata Kata Kh Maimun Zubair Tentang Santri

BacaJuga: Ragukan Isra Miraj dan Sebut Alquran Bisa di Update, Permadi Arya Disebut Bodoh Oleh KH Abdul Wahab Ahmad. Malaikat Jibril membisikkan kalimat tammah kemudian menyuruh Rasul membacanya untuk mengusirnya dan meminta perlindungan kepada Allah SWT. Ketika kalimat tersebut dibaca, Ifrit tersungkur dan jatuh. katakata bijak yang menjadi pepatah ilmu buat kita dari al maghfurlah kh maimun zubair.#katakatabijak #katamutiara #shortvideo BacaJuga: KH Abdul Hakam Kholiq Wafat, Pesantren Tebuireng Jombang Kehilangan Sosok Kharismatik Hadits ini mengajarkan tentang keutamaan memberi ketimbang menerima. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga melarang orang yang meminta-minta, padahal dia mampu. عن أبي هُريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ Istilah"santri", menurut pendapat itu, diambil dari salah satu kata dalam bahasa Sanskerta, yaitu sastri yang artinya "melek huruf" atau "bisa membaca". Versi ini terhubung dengan pendapat C.C. Berg yang menyebut istilah "santri" berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti "orang yang mempelajari kitab-kitab suci agama Kiaisepuh ini, mengasuh pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Kiai Maimun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky. Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis pendidikan agama Kiai Maimun Zubair sangat kuat. MbahMoen dan Jangkar Politik Kebangsaan. 10 Jan 2021, 04:02 WIB. Dalam berpolitik, Mbah Moen selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. OLEH MUHYIDDIN. KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen (1928-2019) merupakan seorang ulama yang dihormati berbagai kalangan. Bahkan, ketokohan sang pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar, Sarang, itu diterima SyeikhYusri Mesir: Kiai Maimun Zubair adalah Waliyullah Besar di Indonesia; Pengalaman Santri tentang Keajaiban Mbah Maimun; Bukti Cinta Indonesia, Masyarakat Suriah Gelar Shalat Ghaib untuk Mbah Maimun; Hikmah dari Peristiwa Isra' Mi'raj, Wajib Tahu; Mbah Maimun Zubair Sungguh Sangat Cinta Tanah Air MaimunZubair adalah teman akrab dari KH. Sahal Mahfudh Kajen, beliau berdua adalah teman karib yang sama-sama merupakan seorang santri kelana yang menuntut ilmu di berbagai pesantren. Bukan saja pesantren di tanah Jawa, bahkan beliau berdua juga menuntut ilmu agama Islam, ilmu-ilmu syariat di tenah Hijaz atau Timur Tengah. InilahPenjelasan Rais Aam dan Ketum PBNU - Jika membahas tentang pengertian kata "Santri", pastinya akan muncul berbagai perspektif dan pemahaman yang berbeda. Namun pada intinya akan memiliki satu makna yang sangat unik dan simpel. Baca juga: KH Maimun Zubair atau Mbah Moen Wafat. Share: You Might Also Like: Next Post. Previous Post. Termasukjuga di acara Hari Santri Nasional . Tentang Amalan yang Dianjurkan Rasulullah Rabu, 28 September 2022 | 14:31 WIB. Lahir Pada Bulan Ini Dipastikan Bakal Kaya, Kata KH. Maimun Zubair, Apakah Kamu Termasuk? Kamis, 1 September 2022 | 15:57 WIB. Terpopuler. 1. Berikutadalah hasil Prosiding Muktamar Pemikiran Santri (MPSN) tahun 2019. MPSN adalah serangkaian kegiatan yang diperuntukkan bagi para santri seluruh Indonesia untuk memaparkan hasil penelitian dan penemuannya terkait nilai-nilai luhur dalam ranah Pesantren. Dalam Prosiding ini, tulisan kami terdapat pada halaman 1641. KaromahKH Maimun Zubair: Melipat Waktu dan Hotel Terbakar Karena Menu Terlalu Mahal - Duta Islam terucap kata-kata beliau "Laisa minna" / "bukan golongan kita". dan engkau memberikan isyarat lewat mimpi maupun lewat utusan santri yang selalu membawa pesan amanat langsung datang menghampiri kediamanku. Dari sini lah beliau NuCeNz7. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. KH Maimun Zubair adalah seorang ulama ahli fikih, yang berasal dari daerah Rembang tepatnya di Sarang. Masyarakat Rembang biasanya memanggil KH Maimun Zubair dengan sebutan Mbah Moen Mun. Mbah Moen menjadi rujukan para Ulama Indonesia di bidang fiqih. Beliau adalah seorang ulama yang alim, faqih dan menjadi idola pada kalangan anak muda terutama para santri karena kata mutiara dari mbah Moen dapat menjadi penggerak atau gertakan untuk semua umat islam. KH Maimun Zubair lahir pada 28 Oktober 1928 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau adalah putra pertama Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Ibu dari Beliau sendiri adalah putri dari Kiai Ahmad bin Syu'aib, pendiri dari pondok pesantren al - Anwar. Pondok pesantren Al-Anwar saat ini dipimpin oleh beliau sendiri, bahkan saat ini juga terdapat MTS dan MA Al-Anwar. Di tahun 2008, mbah Moen mendirikan pondok pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang diasuh oleh KH Ubab Maimun putranya. Biasanya, di bulan Ramadhan beliau bisa berjam-jam duduk tanpa henti untuk membacakan kitab, semua waktu beliau gunakan hanya mengutamakan untuk ilmu dan para penuntutnya. Yaitu dengan mengajarkan kepada para santrinya. Meskipun Beliau baru pulang dari perjalan sejauh apapun dan keadaan Beliau yang sudah sangat sepuh, Beliau tetap meluangkan waktu untuk mengajar santri-santrinya. Bahkan, beliau sempat tertidur beberapa detik ditengah-tengah membacakan kitab untuk antri-santrinya. Keikhlasan beliau yang begitu besar dalam mengajar dan mendidik para santri tanpa mengharap apapun. Selain menjadi pengasuh pesantrean Al-Anwar, beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan. PPP menjadi pilihan Beliau untuk menyalurkan aspirasi umat lewat politik. Beliau juga aktif dalam kepengurusan NU. Pada 1985 - 1990, Beliau menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Moen menutup usia di umur 90 tahun tepatnya pada 6/8/2019, beliau wafat di Makkah bertepatan saat beliau menunaikan ibadah haji. Mbah Moen dimakamkan di Ma'la, Mekkah. Makam beliau berdekatan dengan makam guru beliau, Sayid Alawi al-Maliki al-Hasani dan makam istri Rasulullah saw, Sayyidah Beliau, tentu menjadi suatu peristiwa tak terlupakan bagi umat Islam, terutama di Indonesia. Karena seluruh umat islam di Indonesia kehilangan seorang Guru Besar umat muslim, karena Beliau dikenal sebagai sosok yang patut untuk diteladani, karena sifat dan sikap kebajikannya. Beliau adalah orang yang sabar, penyayang, santun, tegas, selalu bersyukur, rendah hati, dan sebagainya. Beliau juga sering memberikan kata - kata mutiara untuk para penuntut ilmu, yaitu para santrinya. Beikut beberapa kata kata mutiara mbah Moen untuk para santrinya;"Ora kabeh wong pinter kuwi bener, ora kabeh wong bener kuwi pinter" yang berarti tidak semua orang pintar itu benar, tidak semua orang benar itu pintar. Daripada menjadi orang pintar tapi tidak benar lebih baik menjadi orang benar walaupun tidak pintar."Ojo mikir engko dadi opo, sing penting sinau sing sergep" Jangan mikir kelak akan jadi apa yang penting belajar yang giat. Kata-kata itu yang selalu disampaikan Mbah Moen kepada santri-santrinya. Lihat Humaniora Selengkapnya Berpulangnya Mbah Moen menghadap Sang Pencipta menyisakan duka yang sangat mendalam bagi kita semua. Gurat kesedihan, isak tangis dan do’a dari jutaan umat manusia mengiringi kepergian beliau menuju kekasihnya. Ribuan pentakziah masih terus berdatangan ke rumah duka. Di beranda lini masa, ucapan belasungkawa, foto kenangan, cerita, dan obituari Mbah Moen terus mengalir, ditulis oleh banyak orang, memotret kehidupan beliau dari berbagai sudut pandang. Semua merasa kehilangan atas wafatnya kyai sepuh yang sangat kharismatik dan menyejukkan ini. Entah mengapa, saya sendiri juga merasakan kesedihan yang mendalam. Beberapa kali mbrebes mili jika mengingat sosok Mbah Moen, seolah kehilangan orang yang sangat dekat sekali. Padahal saya bukan santri Al Anwar Sarang. Interaksi dengan Mbah Moen paling banter hanya menyimak ceramah beliau dari kejauhan. Beberapa kesempatan ingin mencium tangan Mbah Moen, mungkin hanya sekali yang kesampaian. Selebihnya, ketika sudah mendekat selalu saja terdorong oleh para Banser atau santri pengawal Mbah Moen. Terdesak oleh tubuh-tubuh yang lebih besar, kemudian terpental dan hilang di tengah kerumunan. Keinginan untuk sowan Mbah Moen memang selalu muncul, tapi tak pernah benar-benar terlaksana. Bahkan ketika abah, ibu, dan saudara saya sowan Mbah Moen dua bulan kemarin, saya juga tidak bisa ikut. Di satu sisi ada semacam keyakinan bahwa suatu saat pasti saya akan bisa sowan Mbah Moen sendiri. Keyakinan bodoh yang akhirnya benar-benar saya sesali. Ah, seandainya waktu bisa diputar kembali. Mbah Moen adalah ulama kelas dunia. Kedalaman dan keluasan ilmunya, keagungan akhlaknya, serta pergaulannya yang luas melintasi sekat-sekat perbedaan, menghadirkan teladan bagi kita semua. Nasehat dan pesan-pesan Mbah Moen sangat sederhana, tetapi berhasil membidik pusat kesadaran manusia. Nasehat yang hanya bisa lahir dari jiwa suci, tulus, dan mulia. Ada satu nasehat Mbah Moen yang sangat halus tetapi berhasil menampar kesombongan saya sebagai seorang guru. Nasehat ini awalnya saya peroleh dari media sosial, tetapi kemudian juga sering saya dengar dari cerita beberapa santri Mbah Moen sendiri. “Jadi guru itu tidak usah punya niat pengen bikin murid pintar. Nanti kamu akan marah-marah jika melihat muridmu tidak pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang penting niat menyampaikan ilmu dan mendidik dengan baik. Masalah muridnya nanti pintar atau tidak, serahkan saja pada Allah. Didoakan saja terus menerus agat dapat hidayah”. Mak jleb. Nasehat ini langsung menusuk batin saya sebagai guru. Duh Gusti, berarti selama ini saya adalah guru yang sangat angkuh dan merasa diri yang paling benar. Saya tidak peduli siswa saya siapa, seberapa luas pengetahuannya, seperti apa jenis kecerdasannya, bagaimana latar belakang keluarganya, kondisi ekonominya, kehidupan sosialnya, dan sebagainya. Semua saya tuntut untuk memenuhi standar yang saya tetapkan. Pokoknya semua harus pandai, harus bisa. Saya alpa memasuki dunia siswa dan mengambil posisi jika berada seperti mereka. Padahal tugas guru hanya menyampaikan ilmu, mendidik dan mengajar dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidak, itu urusan yang Maha Kuasa. Ini adalah prinsip praktek pendidikan di pesantren. Mengapa justru saya lupa? Sebodoh dan seburuk apapun seorang santri, tak pernah sekalipun para kiai mengeluh apalagi memarahi. Para kiai tetap mendidik santri dengan sepenuh hati, mendoakan mereka di tengah malam buta, agar dibukakan pintu hidayah dari Yang Maha Kuasa. Sebaliknya, saya jarang sekali mengirim fatihah untuk para siswa. Bahkan sering ngomel jika mendapati siswa malas belajar, enggan membaca, tak pernah bertanya, atau menjawab seenaknya jika ditanya. Belum lagi jika sering mengerjakan tugas ala kadarnya. Bagi saya, semua siswa harus pandai, apapun kondisinya. Saya membandingkan dengan saya sendiri. Meski orang tua hidup pas-pasan, Abah saya seorang guru, sehingga sejak kecil mulai dikenalkan dengan buku. Ini jelas berbeda dengan latar belakang para siswa yang saya hadapi. Rupanya, saya hanya peduli dengan isi otak mereka, tetapi sering abai menyentuh hati mereka. Saya seringkali ingin melihat hasil akhir tetapi kurang sabar dengan prosesnya. Sering menyalahkan siswa, tetapi enggan meningkatkan kualitas dan kompetensi diri sebagai guru. Mengajar dengan persiapan seadanya, metode pembelajaran ala kadarnya, membimbing dengan tidak semestinya, dan kurang peduli terhadap kebutuhan siswa. Sejak saat itu saya sangat menyesal, bahkan penyesalan itu masih saya rasakan sampai sekarang. Saya mulai kembali belajar bagaimana menyelami kehidupan para siswa. Memang, saya belum sepenuhnya berhasil, bahkan berulang kali masih melakukan kesalahan, tetapi nasehat Mbah Moen selalu menyadarkan saya kembali. Benar kata para bijak bestari bahwa sejatinya tidak ada anak yang nakal, yang ada adalah anak yang belum mengerti. Tidak ada pula anak yang gagal, yang ada adalah para orang tua dan guru yang kurang sabar dalam mendidik dan mengajar. Terima kasih Mbah Moen atas nasehat panjenengan yang begitu membekas di hati. Kini, Mbah Moen telah pergi dengan damai, meninggalkan teladan yang seharusnya berusaha kita ikuti, meninggalkan warisan ilmu yang semestinya terus kita pelajari. Mbah Moen telah pergi menghadap Sang Rabbul Izzati, meninggalkan kita semua yang belum selesai dengan urusan diri sendiri. Lahul Faatihah…

kata kata kh maimun zubair tentang santri